Negara Muslim Terbesar, Penetrasi Ekonomi Syariah yang Masih Jauh Tertinggal

Indonesia sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, memiliki potensi besar dalam industri ekonomi syariah. Namun, penetrasi ekonomi syariah di indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan dengan negara-negara lain seperti Malaysia. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk meningkatkan penetrasi pasar ekonomi syariah di Indonesia.
Saat ini, Malaysia memiliki keadaan ekonomi syariah yang cukup baik. Sebab negara telah melakukan berbagai inisiatif untuk mempromosikan dan mengembangkan sektor ekonomi syariah, termasuk pendirian lembaga keuangan syariah, pengembangan produk keuangan syariah, dan promosi lembaga keuangan syariah atas kesadaran masyarakat terhadap ekonomi syariah. Malaysia juga merupakan salah satu pusat keuangan syariah utama di dunia.
Penetrasi ekonomi syariah mengacu pada proses perluasan dan peningkatan adopsi prinsip-prinsip ekonomi syariah di berbagai sektor ekonomi. Ini melibatkan pengembangan produk dan layanan yang sejalan dengan prinsip-prinsip Islam, seperti keuangan syariah, asuransi syariah, investasi syariah, dan banyak lagi. Penetrasi ekonomi syariah bertujuan untuk mempromosikan sistem ekonomi berdasarkan prinsip-prinsip Islam, seperti keadilan, keberlanjutan, dan pembagian risiko.
Penetrasi ekonomi syariah Indonesia dibandingkan dengan Malaysia sebagai berikut: Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia. Namun demikian, tingkat penetrasi ekonomi syariah di Indonesia masih perlu ditingkatkan. Berbagai langkah telah dilakukan untuk mendirikan lembaga keuangan syariah, mengembangkan produk keuangan syariah dan meluncurkan indeks saham syariah. Namun, masih terdapat potensi pengembangan sektor ekonomi syariah di Indonesia. Sementara penetrasi keuangan syariah di Malaysia sudah mencapai tingkat yang lebih maju. Negara ini memiliki lembaga keuangan Islam yang kuat dan berkembang pesat dengan berbagai produk keuangan Islam dan lembaga keuangan Islam global. Malaysia juga memiliki kerangka legislatif yang memadai untuk mendukung pengembangan ekonomi Islam.
Perkembangan ekonomi syariah mengalami kemajuan yang signifikan meskipun relatif melambat jika dibandingkan pada saat awal kemunculannya pada tahun 1990-an. Dan dapat menimbulkan kerugian pada sektor finansial yang bisa melambat jika tidak didukung sektor riil. Perkembangan ekonomi syariah akan lebih mudah diatasi jika ada upaya yang serius dari semua pemangku kepentingan. Diperlukan langkah-langkah sebagai upaya pengembangan ekonomi syariah diantaranya membangun teori dan kebijakan, mendorong adanya payung hukum yang kuat, mensosialisasikan dan mempromosikan ekonomi syariah. Penetrasi ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia pada data 2020 hanya mencapai 6,51% sedangkan di malaysia sudah mencapai 29%. Bisa dilihat juga dari pertumbuhan aset, secara umum bank Malaysia lebih baik dibandingkan Indonesia. Aset perbankan syariah di Malaysia sebesar RM 350,8 Miliar (USD 166 Miliar ), dan menguasai 21% pangsa pasar (Laporan BNM, 2014). Sedangkan Indonesia dengan total aset Rp 104 Triliun (USD 10,4 Miliar) belum mencapai 3,3% pangsa pasarnya (Laporan BI, 2011).
Faktor yang menyebabkan ekonomi syariah Indonesia tertinggal jauh dengan Malaysia salah satunya adalah kurangnya kesadaran serta pendidikan tentang ekonomi syariah, dan infrastruktur ekonomi syariah yang kurang memadai sebab adanya peraturan, kebijakan, dan pengembangan yang masih lemah, dan kurangnya pengembangan pasar modal syariah. Dengan ekonomi syariah yang tertinggal bisa berpengaruh kepada perkembangan perekonomian nasional seperti: potensi pertumbuhan ekonomi, keuangan inklusif, reputasi dan daya saing.
Tantangan yang harus dihadapi terkait pengembangan ekonomi syariah di indonesia yaitu kesadaran dan pendidikan terhadap ekonomi syariah yang perlu ditingkatkan, infrastruktur yang kuat dan regulasi yang jelas untuk ekonomi syariah, pengembangan produk dan layanan ekonomi syariah, keterbatasan pasar modal syariah, harmonisasi terhadap sistem keuangan konvensional.
Salah satu contoh perkembangan penetrasi ekonomi syariah di Indonesia yang terlihat antara lain: terdapat peningkatan jumlah lembaga keuangan syariah di Indonesia, seperti bank syariah, lembaga pembiayaan syariah, dan perusahaan asuransi syariah. Lembaga-lembaga ini menyediakan produk dan layanan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, dan pasar modal syariah di Indonesia juga mengalami perkembangan yang signifikan. Terdapat peningkatan jumlah emiten syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta perkembangan instrumen investasi syariah, seperti sukuk dan indeks saham syariah.
Peningkatan literasi masyarakat terhadap ekonomi syariah juga menjadi salah satu program KNEKS (Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah) yang dapat mengembangkan ekonomi syariah. KNEKS telah menyelenggarakan berbagai kegiatan dan membentuk kelompok kerja (pokja) untuk percepatan peningkatan literasi ekonomi syariah. Keberadaan KDEKS (Kantor Pelayanan Ekonomi dan Keuangan Syariah) di berbagai provinsi di Indonesia juga diharapkan dapat membantu meningkatkan literasi dan penetrasi pasar ekonomi syariah di Indonesia.
Dalam upaya meningkatkan penetrasi pasar ekonomi syariah di Indonesia, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan masyarakat, inovasi dan digitalisasi, serta peningkatan literasi masyarakat tentang ekonomi syariah agar dapat mempercepat pertumbuhan ekonomi syariah di indonesia. Dengan upaya-upaya tersebut diharapkan penetrasi pasar ekonomi syariah di indonesia dapat meningkat dan sejajar dengan negara-negara lain seperti Malaysia.
Sumber:
Nurrohmah Fadhilah Resti, Purbayati Radia. (2020). PENGARUH TINGKAT LITERASI KEUANGAN SYARIAH DAN KEPERCAYAAN MASYARAKAT TERHADAP MINAT MENABUNG DI BANK SYARIAH. Jurnal Maps ( Managemen Perbankan Syariah), 140-151.
Pipin, L. (2020). ANALISIS KOMPERATIF KINERJA KEUANGAN PERBANKAN SYARIAH DI NDONESIA DAN MALAYSIA DENGAN PENDEKATAN METODE CAMEL 2014-2018. Jurnal Masharif al-Syariah, 175-193.